Menyelaraskan Pemangku Kepentingan Jawa Timur dalam Visi Bersama Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
Pada tanggal 7–8 Mei 2025, Judith A’bear dari UK Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO) bergabung dengan tim Green Cities, Infrastructure and Energy Programme (GCIEP) dalam kunjungan lapangan ke Surabaya untuk memperkuat dukungan terhadap pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit-Oriented Development/TOD) di Jawa Timur. Kegiatan selama dua hari ini dimulai dengan pertemuan koordinasi strategis bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, diikuti dengan diskusi terfokus bersama Dinas Perhubungan Provinsi, Trans Jatim, serta Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKPCK).
Pertemuan dengan Bappeda menjadi kesempatan penting untuk menggali aspek strategis dan teknis dari roadmap TOD Jawa Timur, khususnya di wilayah Gerbangkertosusila (GKS+). Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas perencanaan wilayah tingkat provinsi, Bappeda memegang peranan penting dalam mendorong keselarasan antar-instansi. Keterlibatan Bappeda sejak awal bertujuan untuk memastikan adanya platform koordinasi lintas tingkat pemerintahan dan mendorong kolaborasi lintas yurisdiksi antara pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten.
Diskusi selanjutnya dengan Dinas Perhubungan Provinsi berfokus pada kerangka tata kelola dan operasional mobilitas regional di kawasan GKS+. GCIEP meninjau kinerja dan struktur terkini dari Trans Jatim, termasuk jaringan koridornya, titik integrasi, serta tumpang tindih layanan dengan transportasi yang disediakan oleh pemerintah daerah dan PT KAI. Percakapan ini juga memperkenalkan potensi strategis dari simpul TOD di titik-titik perpotongan dan terminal transit saat ini — area yang berpotensi dikembangkan menjadi pusat pembangunan yang dinamis.
Keterlibatan dengan Divisi Penataan Ruang menyoroti kebutuhan akan strategi delineasi spasial yang jelas di lima hingga enam klaster regional, dengan GKS+ diidentifikasi sebagai wilayah prioritas tertinggi karena kepadatan urban dan kebutuhan mobilitasnya. Simpul TOD dibahas sebagai alat penting untuk menjembatani lingkungan binaan dengan infrastruktur transportasi — memungkinkan integrasi multi-moda dan mendorong konektivitas tata guna lahan yang lebih baik.
Peran GCIEP adalah memfasilitasi pemahaman bersama dan memberikan dukungan teknis kepada pemerintah provinsi dan daerah di Jawa Timur dalam menyusun rencana aksi TOD. Roadmap tersebut menekankan prinsip desain inklusif, penghapusan hambatan berbasis gender terhadap akses, serta integrasi aspek keberlanjutan dalam setiap intervensi TOD.
“Penyelarasan kebijakan antar tingkat nasional, provinsi dan lokal tetap menjadi tantangan utama dari perspektif Divisi Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Timur. Program GCIEP dalam memetakan jalur implementasi kawasan berorientasi transit akan membantu mengidentifikasi simpul potensial untuk dikembangkan dan diintegrasikan,” ujar Arief Tri Hardjoko, Kepala Bidang Penataan Ruang Wilayah DPRKPCK Provinsi Jawa Timur.
Kunjungan ini merupakan langkah penting dalam menyatukan para aktor kebijakan dan pemangku kepentingan teknis di bawah visi TOD yang terpadu. Melalui dialog yang berkelanjutan dan penguatan kolaborasi kelembagaan, GCIEP dan FCDO mendorong dukungan strategis yang dibutuhkan untuk menghadirkan mobilitas yang inklusif dan berkelanjutan di Jawa Timur.
Program Green Cities, Infrastructure and Energy dari Pemerintah Inggris bertujuan mengatasi perubahan iklim dan kemiskinan ekstrem dengan mempercepat pembangunan kota hijau yang berkelanjutan dan infrastruktur yang tangguh terhadap iklim.
Sumber :
https://ukgreencitiesandinfrastructure.org/resource/aligning-east-java-stakeholders-around-a-shared-transit-oriented-development-vision/
https://www.linkedin.com/posts/green-cities-and-infrastructure-programme_sustainablemobility-transport-tod-activity-7334203172791459843-DP7v?utm_source=share&utm_medium=member_desktop&rcm=ACoAAB770SIBMHgjB9Uv678PgZIqQ9WdOdaXXW8